Friday, June 17, 2011

happiness do exist when shared.

Gak tau judul diatas grammarnya pas apa enggak; Yang jelas saya mendapat pelajaran penting tentang berbagi tadi sore di pantry kantor.

Alkisah sekarang kantor saya yang dulu saya benci ini perlahan mulai menunjukkan jilatan lidahnya ke karyawan2nya. Dan salah satu upaya untuk menunjukkan keseriusannya untuk mereformasi sumber daya manusianya adalah dengan membagi2kan susu coklat gratis ke setiap bagian/seksi yang ada di gedung ini. Semua mendapat jatah yang sama. Setiap bagian mendapat jatah 2 kotak susu coklat dan bersachet2 susu sereal instan. Permasalahan yang timbul disini adalah berasal dari bagian paling bawah kedudukannya di kantor ini. Walopun mereka sangat memegang peranan penting dalam usaha kantor mencapai target penerimaan negara tahun ini yang ber angka trilyunan;
 
bagian Cleaning Service 

Cleaning service atau yang juga disebut office boy yang bekerja dan berdedikasi untuk kantor ini berjumlah 5 orang. Masing2 mempunyai kehidupan yang berbeda2. Terdiri dari 2 orang yang sudah berkeluarga(anak satu) 1 orang gadis dan 2 orang pemuda seumuran. Permasalahan timbul akibat insting 2 ayah yang ingin memberikan nutrisi lebih kepada anaknya yang dirasa kurang minum susu. 2 orang ayah tersebut ngotot ingin menyisihkan bahkan mengorbankan jatah pembagian susu tersebut untuk anak nya di rumah. Cukup rumit juga kalo dipikir2. 5 orang cleaning servis, 2 orang ayah, 3 orang single dan 2 kotak susu.

Mengingat tingkat pendidikan mereka yang cuma mentok di sekolah menengah atas membuat saya merasa diijinkan untuk turut memikirkan pemecahan masalah tersebut. Lagian kesejahteraan mereka adalah salah satu tanggung jawab bagian tempat saya bekerja sekarang ini (bagian umum) saya tidak mau terlalu pusing. Saya memutuskan untuk membagi 2 sebagian dari jatah 2 kotak susu tersebut. 1 kotak untuk di bagi ke 2 orang ayah tersebut. 1 kotak lagi untuk ditinggal dan dihabiskan di kantor. Kalaupun 1 kotak kurang untuk periode sebulan nantinya kan masih ada bersachet2 susu sereal instant untuk dinikmati bersama; pikir saya. 

Solusi yang saya ajukan dijawab dengan senyum setuju serta inisiatif mereka (dan saya) mengumpulkan sedikit rezeki untuk dijadikan nasi serta lauk pauk sederhana untuk dinikmati bersama tadi selepas isya. Rezeki makan malam saya kali ini berasal dari mereka. Cara Tuhan memberikan petunjuk untuk selalu bersyukur selalu membuat saya ingin menggelengkan kepala menahan kagum. 

Dan sekarang saya masih kekenyangan akibat dengan semangatnya menyantap nasi berlauk telur dan mi goreng tadi. Saya memutuskan untuk pulang ke kost sebentar lagi sambil menikmati bulan yang sinarnya sangat eye catchy malam ini. Bulat nya yang hampir sempurna mengingatkan saya akan kebulatan tekad saya untuk menjalani hidup dengan dia nantinya. saya merindukan dia yang juga merindukan kami.