Monday, January 13, 2014

Apa yang kukatakan tentang kebosanan.

Aku bosan.
Bosan menerima muka kasihan karena menahan lapar melayani target penerimaan.
Bosan tergesa mengejar pukul setengah delapan
bosan menantikan tanggal gajian yang padanya pasti ada sedikit potongan.
Bosan bertanya dalam hati kemana semangat kerja sampai larut malam kemarin dilupakan.
Bosan memupus jauh-jauh mimpi untuk bisa mempunyai tempat tinggal permanen yang berdekatan.
Bosan menikam perasaan ketika tiba-tiba kenangan atas sebuah keputusan menyeriak.

Aku bosan.
Bosan pulang ke tempat yang bagi orang lain tak pantas kusebut rumah jika hanya untuk beristirahat.
Bosan bercerita kepada sahabat yang harus terpisah sekat.
Bosan mengatakan sedikit impian kepada Tuhan tanpa kejelasan kapan mengabulkan.
Bosan menghadapi beberapa perilaku kawan yang kudengar tak percaya dengan Tuhan
bosan mengernyitkan dahi ketika melihat begitu mudahnya nafsu membutakan
Bosan membunuh heran darimana asal isi kantung mereka yang mengisi pusat perbelanjaan
bosan mencari teman ketika mereka yang mengundang kuhiraukan
bosan menjaga perasaan mereka yang tidak pernah mengerti.
Bosan mencari pelajaran atas doa yang tidak didengar lagi.

Aku pun bosan
mempertanyakan bagaimana mereka bisa bersanggama tanpa melibatkan perasaan.
Melihat bagaimana mereka hanya mengulang semua pertanyaan
merasa kasihan ketika yang satu harus merasa dilupakan
ikut bersorak ketika kesepian dirobek ajakan kencan.
Menepuk pundak ketika berada disamping yang menundukkan semangat.

Aku selalu bosan
akan sebuah pertanyaan
yang pada jawabannya hanya terdapat kalimat tanya.

Aku pasti bosan
memandang langit sembari mengucap kagum pada sebuah tulisan