Tuesday, January 29, 2013

Apa Yang Saya Pikirkan Ketika Tidak Memikirkan Sesuatu.

Kalimat pembuka tulisan bukanlah hal yang harus kau pikirkan. Dalam tulisan kali ini tidak ada gelisah yang kusampaikan. Hanya ada pengalaman, tentang bagaimana mengatur cara berpikirmu.
Cara berpikir menentukan pribadi mu. Aku percaya betul kalimat tersebut. Bahkan ada juga manusia yang dengan sangat percaya diri mengatakan bahwa penyakit pun sebenarnya berasal dari pikiran. Sungguh mengagumkan sekali bukan teori yang tercipta saat bersentuhan dengan ranah paling tidak berbentuk dalam kehidupan itu; "berpikir"
Mungkin yang dimaksud dengan pikiran itu adalah apa saja yang terlintas di kepala. Jadi seandainya di jidat manusia nanti terdapat sebuah panel untuk menampilkan teks berjalan. Maka kata-kata yang tertampil di situlah yang disebut dengan pikiran. Tentu saja dengan catatan kata-kata tersebut bukan hasil dari perbuatan mengetik di panel keyboard.
Karena sampai sekarang orang masih sepakat bahwa organ tubuh manusia untuk berpikir itu adalah otak. Tempat seluruh proses pertimbangan menemukan rasionalitas dan pembenaran. Tempat seluruh proses pengambilan keputusan menemukan teori sebab-akibat. Maka beruntunglah kau yang mengaku sangat mempercayai keberadaan hati untuk menemukan jawaban. Dengan hati --yang biasa disebut juga nurani, manusia akan menemukan pilihan maha terbaik yang seharusnya mereka pilih. Keputusan maha tepat serta sesuai dengan yang seharusnya mereka jalani.
Banyak sekali diantara kawan-kawan semua melupakan peran hati dalam proses berpikir. Bahkan sampai terlalu kerasnya dia berpikir dengan otak kadang-kadang terlihat manusia memijat-mijat kepalanya saat sedang berpikir keras. Padahal banyak pendapat mengatakan letak hati yang mengetahui segala jawaban bukan di kepala manusia. Sungguh Tuhan Maha Adil dalam meletakkan organ tubuh sesuai pada tempatnya.

Dalam sebuah ajaran agama samawi, tersebutlah sebuah ritual wajib yang meletakkan kedudukan kepala bahkan lebih rendah dari kedudukan lubang anus. Lihatlah cara kaum muslim melakukan sujud. Terlihat disitu mereka meletakkan kepala lebih rendah dibanding bokong mereka. Apakah ini berarti semua yang keluar hanya dari pikiran kadang-kadang lebih hina dan menjijikkan dibanding kan dengan feces manusia?
Lihatlah cara kaum kristiani mengakhiri pujiannya. Terlihat disitu mereka menggambar salib di dada --yang dipercaya tempat hati memposisikan diri.

Mengagumkan memang fungsi hati manusia. Hal tersebut membuat sesuatu yang mustahil terlihat menjadi sesuatu yang sangat nyata dan dipercaya.

Sangat besar harapan ku selepas kau membaca pesanku ini bukan lantas kau kembali menggunakan hatimu lagi dalam mengambil keputusan. Tak akan mungkin cara berpikir bisa berubah karena sekali membaca tulisan. Cara berpikir; mungkin hanya bisa dirubah dengan melakukan kesalahan.

No comments:

Post a Comment