Monday, December 10, 2012

kepada yang drama.

"mak, kudengar suara abang tukang sate padang di luar pagar. Perutku lapar lagi mak. nanti kutelfon lagi ya mak.."

"oh ya sudah makanlah dulu.." kata emakku mengiyakan teriakan ego perutku yang terpengaruh suasana sehabis hujan yang dingin malam itu.

"nanti kutelfon lagi ya, mak.. Wassalamualaikum"

"Waalaikumsalam" kututup telfon. Sedikit berlari supaya abang tukang sate padang itu masih mendengar panggilan perutku. Kujumpai ternyata dia sudah berada di ujung jalan keluar perumahan tempatku tinggal ini. Kuhampiri si abang dengan senyum dan rasa lega.

"bungkus satu porsi bang. gak pake mimpi." ucapku sedikit bercanda.

"jangan terlalu larut dalam drama sosial media dik. Kau lebih lapar dari cuma 140 karakter."

"mana yang lebih membuat perut kenyang antara sebungkus snack pedas 140 butir atau sebungkus penuh sate padang bikinan abang?" lanjutnya lagi.

aku terkejut! aku tak menduga abang tukang sate padang itu mengerti jalan pikiranku saat mengucap canda tak bermakna apa2 itu. Darimana dia bisa tau tentang sosial media? apakah seorang abang-abang penjual sate padang berkaos kerah warna hitam itu sebenarnya seorang pemilik akun anonim yang cukup berkicau itu? ---

No comments:

Post a Comment